Rakugo adalah seni bercerita langsung ala tradisional Jepang yang mengisahkan cerita humor yang berisikan beberapa dialog dan kisah yang bisa membuat kita tertawa. Biasanya Rakugo menceritakan dialog antara beberapa orang namun hanya diceritakan oleh satu orang.
Sang pencerita Rakugo disebut Rakugoka. Sang pencerita tersebut dengan memakai kimono dan hanya menggunakan sebuah kipas lipat (Sensu) dan sebuah sapu tangan (Tenugui) sembari duduk di sebuah bantal. Dan gedung untuk pertunjukan Rakugo disebut Yose.
Yang unik dari seni Rakugo adalah penggunaan ekspresi yang beragam dan cara menyampaikan punch line (disebut ochi atau sage) di klimaks cerita yang mengundang tawa. Tak hanya itu, seorang Rakugoka juga dituntut untuk bisa memakai beberapa suara, gerakan-gerakan yang mengekspresikan kejadian yang beragam, dan perasaan untuk semakin mewarnai cerita yang disampaikan.
Dalam Rakugo juga diiringi musik dan efek suara yang yang dibatasi.
Rakugo juga dibedakan antara Edo Rakugo (Rakugo yang berasal dari Edo) dan Kamigata Rakugo (Rakugo yang berasal dari Kyoto)
Jenis cerita dalam rakugo digolongkan menjadi beberapa kategori:
- Koten Rakugo (Rakugo Klasik)
- Shinsaku Rakugo (Rakugo Modern)
Kini, ada lebih dari 700 Rakugoka professional di Jepang, dan hanya sekitar 30 di antaranya adalah perempuan. Tak hanya itu, ada juga seorang Rakugoka yang berasal dari negara Barat. Semua Rakugoka professional tergabung dalam Asosiasi Rakugo resmi yang saat ini berjumlah 5. Ada beberapa theater Rakugo di Tokyo dan Osaka yang dikhususkan untuk mementaskan Rakugo selama setahun penuh.
Rakugo juga bisa dipentaskan di dalam auditorium, kuil-kuil, dan di sekolah atau di manapun tempatnya.
Yang unik dari seni Rakugo adalah tingginya keinginan para anak muda untuk melestarikan seni ini. Tak terhitung juga banyaknya Rakugoka amatir yang mayoritas adalah anak muda yang tergabung dalam sebuah klub atau komunitas Rakugo.
Karena itu, menonton Rakugo juga menjadi aktivitas wajib bagi mereka yang berwisata ke Jepang
0 comments: