All About Love (my version)


Ini adalah post pertama saya yang selain 48 family. Tapi apa masalahnya? Berbagi itu Indah. Betul? Nah ini dia, langsung saja.
Iyaps, dari judulnya saja, kalian bisa menebak apa yang akan saya post kali ini. All about love atau semua tentang cinta. Iya, love itu cinta. Begitulah menurut saya, tapi kalian pasti sependapat dengan saya. Hehe.


Langsung saja, cinta? Itulah apa yang dirasakan seseorang ketika bertemu lawan jenisnya yang dia idamkanlah, impikanlah, dll. Cinta berasal dari ‘ketertarikan’. Ketertarikan adalah sebuah emosional. Sekali lagi, ketertarikan adalah sebuah emosional. Bisa dikatakan bahwa cinta didasari oleh emosional.

Setiap orang atau bahkan teman saya selalu curhat di Facebook atau Twitter jika menemukan cinta mereka. Namun, tidak sedikit dari mereka yang merasakan ‘galau’ karena cinta, right? Mereka galau karena cinta mereka tidak diterimalah, tidak disadari oleh Sang Pujaan Hatilah atau dalam bahasa jaman sekarang disebut ‘tidak peka’. Grrr.. mendengarkan kata-kata itu saja sudah membuat hati Anda bergemuruh. Apalagi kalau terjadi. Azzz.. Menyesakkan dada! Lantas apa yang harus dilakukan? Lha kalau cinta, ungkapkan saja langsung ke si dia. Jangan cuma ‘memberi kode’. Ingatlah, ‘memberi kode’ itu bagaikan, “Anda punya brankas, terus Anda membiarkan orang lain yang menentukan password-nya.” Yang blo’on siapa coba? Kalau bisa, ungkapkan saja langsung. Kalau enggak, ngapain cinta? Toh siapa tau dia bisa menerimanya. Kalau lama-kelamaan enggak diungkapkan juga, maka bersiaplah Anda untuk menerima saingan. Sa-i-ngan! Hm, apa mau? So, cintalah yang telah menentukan perasaan itu.

Cinta tidak hanya untuk orang yang lagi PDKT, tetapi juga dirasakan oleh orang yang sudah Relationship. Iya, Relationship. Tau nggak? Nggak? Yaelah bro.. Relationship itu ‘berpacaran’. Nggak tau ‘berpacaran’? Bodo Amat! Langsung saja, seperti yang saya bilang tadi, cinta tidak hanya untuk orang yang lagi PDKT, tetapi juga dirasakan oleh orang yang sudah Relationship. Secara logika, itu berarti cinta Anda dengan si dia telah tertuju dalam 1 arah yang bersamaan atau sudah saling menerima. Eitss.. Tapi jangan senang dulu, karena ada kendala yang harus Anda hadapi. Saya nggak tau kendala apa itu. Akan tetapi, itu pasti ada! Pasti! Namun jangan jadikan itu sebuah alasan untuk berhenti mencintainya. Karena semakin Anda meragukan cinta pasangan Anda, semakin sia-sia hubungan Anda. Bukankan untuk berpacaran kita harus saling mencintai? Jika cuma Anda yang mencintainya, sedangkan dia enggak, maka juga sia-sia hubungan Anda. Kalau hal itu terjadi, coba pikirkan ini baik-baik. Anda memikirkan dia, tetapi dia belum tentu memikirkan Anda. Yang kasian siapa coba? Berarti cintalah yang membangun hubungan ini. So, in Relationship, 2 orang ini harus saling mencintai. Enggak hanya omongan saja, tetapi juga tindakan. Ingatlah, salah satu ciri pecundang itu hanya mementingkan omongan daripada tindakan. Hm, apa mau disebut pecundang?

Tuhan memberikan kita 2 kaki untuk berjalan, 2 tangan untuk memegang, 2 telinga untuk mendengar, dan 2 mata untuk melihat. Namun, mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping hati lagi pada seseorang untuk kita mencarinya (jodoh kita). Itulah namanya CINTA. Right?


Created by : Muhammad Rizky Fauzi
Follow my account: @_mochrizky

0 comments: